MUSYANG IX LDK STAIN Surakarta : Sebuah Refleksi


Aula SMA IT Nur Hidayah telah memilih menjadi fragmen menyejarah bagi bergulirnya roda kepemimpinan LDK STAIN ke depan. MUSYANG IX yang dimulai hari sabtu 29 mei 2010 pukul dua siang menjadi titik tonggak penting dalam perjalanan sejarah LDK itu sendiri.
MUSYANG IX sebagai bagian terpenting dalam LDK harus terkurangi nilainya. Seakan hal itu sebagai urusan sebagian anggota LDK semata. Sungguh memang apa yang dikatakan salah seorang peserta angkatan 2009 bisa menjadi kritik internal terkait sedikitnya peserta baik pengurus maupun anggota yang menghadiri.Banyak faktor memang yang menyebabkan kenapa MUSYANG IX menjadi berjalan kurang maksimal.
Faktor pertama, dalam sejarahnya setiap kali MUSYANG LDK ada kecenderungan yang menghadiri adalah sedikit orang saja, entah itu pengurus maupun anggota. Sebagimana tahun kemarin, yang dihadiri oleh pengurus yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Maka ini menjadi masalah tersendiri yang masih sulit untuk dipecahkan. Ibarat wis gawan bayi. Tapi tentu ada jalan untuk memperbaikinya.
Faktor kedua, terkait waktu untuk MUSYANG tahun ini sempat tertunda disebabkan tanggal yang dipilih sebelumnya bertepatan dengan KKL jurusan Tarbiyah yang mengharuskan banyak pengurus khususnya jurusan tarbiyah tidak bisa hadir. Akhirnya dipilih tanggal 29 -30 mei. Kita tahu jumat tanggal 28 adalah bertepatan hari libur, menimbukan rasa malas tersendiri untuk ke kampus terlebih sabtu juga cuti bersama. Selain itu dominasi mahasiswa STAIN adalah pulang ke rumah masing – masing. Tentu hal berat jika harus ke kampus hanya ikut MUSYANG apalagi bagi mereka yang belum punya kedsadaran baik terhadap LDK. Selain faktor tersebut, adalah kurang maksimalnya panitia dalam mengundang peserta terlebih pada level anggota . tidak semua mendpat undangan resmi, hanya sms. Maka akhirnya bisa kita dapati MUSYANG dihadiri sedikit peserta.
Kritik salah satu peserta MUSYANG kedepan harus benar – benar kita pikirkan, agar sejarah buruk ini tidak terulang lagi. Mungkin ada keinginan, ide berharga, pikiran membangun dari peserta yang tidak bisa hadir. Bukankah secara tidak langsung menzolimi hak mereka..
Secara proses MUSYANG IX bisa berjalan lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang menurut pengakuan pengurus sendiri cenderung formalitas belaka. Kita mengakui angkatan 2009 lebih baik daripada angkatan sebelumnya. Daya kritis mereka juga lumayan lebih baik, bahkan mampu memberikan penilaian yang objektif. Namun sayangnya rentang semangat, fisik, pikiran peserta semakin menurun jika MUSYANG semakin lama berjalan. Akhirnya pada pembagian akhir cenderung tidak objektif, karena sudah capek sekali. Kedepan panitia harus menyediakan waktu istirahat yang baik agar MUSYANG bisa berjalan dengan baik sampai akhir. Jangan hanya baik diawal namun rusak diakhir.
Setiap kali MUSYANG terutama evaluasi ketum. Nampaknya memiliki unsur yang tidak bisa dirubah. Pihak yang dievaluasi memiliki keinginan agar evaluasi diterima sedangkan pihak evaluator semaksimal mungkin melakukan evaluasi yang akhirnya memilih LPJ ditolak atau dikatakan tidak berhasil.
Hal seperti ini akan terus berlanjut sampai kapanpun. Terlebih jika pihak yang dievaluasi berkinginan LPJ diterima agar kedepan organisasi tersebut tercitrakan dengan baik. Semua sayangnya yang terpenting bukan LPJnya namun proses sebelum itu, kerja sesungguhnya. buat apa LPJ dibaik – baikan namun nyatanya selama kepengurusan ternyata buruk. Tanyakan kepada hati nurani.
VISI,MISI ketua Umum nampaknya tidak harus disampaikan pada saat itu juga, sebab membuat visi misi bukanlah hal yang instan satu jam jadi. Tentu butuh pemikiran lebih lanjut, lebih mendalam dengan analisis yang baik. Jika harus disampaikan saat itu juga semua yang bisa masuk calon hendaknya disuruh mempersiapkan jauh – jauh hari, entah mereka mau menjadi ketua maupun tidak manjadi ketua.
Semua tidak ingin kedepan MUSYANG masih berjalan seperti itu – itu saja, Formalitas semata. Bisa jadi inilah penyebab kenapa LDK susah diajak sungguh – sungguh karena kita memulai dari awal yang tidak sungguh – sungguh. Wallahu a’lam

0 komentar: