UAN

Hari ke-3 menjelang UAN. Detik demi detik terlampaui, menit demi menit terlewati. Jam demi jam berganti mengganti hari hingga hari ini.
Ketika ada awal mau tak mau harus ku jumpai akhir.
Tiga masa sekarang tinggal tiga hari lagi tak terbayang rasanya. Perjuangan terakhir harus aku lakukan. Meski dihari – hari menjelang terasa banyak kutemui rintangan, masalah – masalah kecil yang tak kuduga slama ini. Ya itulah ujian dimanapun tempatnya, kapanpun saatnya, jika saatnya, jika Allah Menghendaki maka pasti terjadi. UAN sudah didepan mata menyimpan kekahawatiran, ketakutan jika mendapat kegagalan sebuah ketidaklulusan. Hanya segenap doa yang harus kupuja serta seluruh usaha tanpa jeda atau koma jika mampu tanpa titik akhir.
Namun kulihat disana wajah – wajah perpisahan, wajah – wajah kesedihan menanti. Ya Allah jadikan ini perpisahan terindah. Biarkan waktu memisahkan segenap rasa ini, tapi jangan biarkan hati ini melupakan semua kenangan.
Itulah kenangan yang sempat tercatat sabtu 19 april 2008. Setahun hampir itu berlalu. Kemarin sempat aku bertanya kepada teman-temanku, ada kesamaan kisah tentang UAN. Ia tidak mengajarkan pembelajaran. Hanya berlatih menipu, menipu diri sendiri. Namun itulah wajah pendidikan negeriku. Sayangnya besok adik kelasku harus mengalami hal yang sama....
20 -24 April 2009
Penentuan terakhir. Tiga tahun yang harus dibayar dengan lima hari. Dengan segala kemampuan yang dimiliki serta segenap doa yang istiqomah di panjatkannya setidak-tidaknya keyakinan tentang lulus telah tertanam dihatiku, di hati mereka. Selamat menempuh ujian dari berbagai ujian kehidupan ini. Bismilah mulailah adikku di Mifda tercinta karena kelulusan adalah milik kalian.


Senin, 13 april 2009 09.05 WIB
Rumah kelima saat mengingat masa menjelang UAN

0 komentar: